I am your son
Main Cast:
Kim Joon Myeon (EXO)
Park Shin Hye
Kim Myeong Soo
Park Ji sung (SM rookies as little Myeong Soo)
Song Subin (OC)
Kim Hyun Joong as Joon Myun’s father (OC)
Lee Hyori as Joon Myun’s mother (OC)
Genre: roman, sad
Rating: 7-dewasa
“eomma, daun yang terjatuh tak akan pernah lupa pada pohonnya.
Saranghae” Myeong Soo
Author POV:
Seorang yeoja menunduk penuh penyesalan dihadapan namja yang sangat
ia cintai. Begitu pula sang namja, rasa dosa dan bersalah telah menguasai
dirinya. Ia memandang ke arah lain, lalu pandangannya kembali tertuju pada
yeoja didepannya “aku akan bertanggungjawab” sang yeoja mendongak, menatap
namja yang dicintainya dengan berbinar-binar “jinjayo?” sang namja mengangguk.
Kemudian mereka berpelukan.
“aku mencintaimu dan anak kita” sang namja mengelus surai lembut
yeoja yang dipeluknya dengan penuh kasih sayang “nado oppa”. Lalu ia membawa
yeojanya itu ke rumahnya dan menemui orang tuanya.
***
“Mwo?” sahut Hyun Joong dan Hyori bersamaan “yeoja ini?” Hyori
menatap Shin Hye dari atas sampai bawah dengan tatapan menghinanya “ne eomma,
aku mencintainya. Aku ingin menikah dengannya” kata Joon Myeon memohon. Shin
Hye hanya bisa menunduk pasrah “ya! Tatap wajahku!” dengan perasaan cemas, Shin
Hye perlahan mengangkat wajahnya demi menuruti permintaan Hyori dan disambut
dengan tatapan tajam milik Hyori “jangan pernah bermimpi untuk menjadi seorang
istri dari Kim Joon Myeon”
“kau tahu, kami adalah keluarga terkaya dan terpandang di kota
Seoul ini. Dirimu sangatlah tidak sepadan dengan kami. Kau memang cantik,
tetapi penampilanmu sukses membuat rumah ini seperti layaknya tong sampah”
sahut Hyun Joong dengan perkataan yang sangat tidak bersahabat di telingan Joon
Myeon dan Shin Hye
“eomma, appa, cukup...”
“joyong!” Hyun Joong memotong kalimat Joon Myeon
“keundae...”
“ku bilang diam!” Joon Myeon terdiam seribu kata saat Hyun Joong
melemparkan tatapannya yang paling mengerikan “dengarkan appa Joon Myeon ah!
Aku tahu kau mencintainya, tapi kau harus sadar kita adalah keluarga terkaya dan
terpandang di seantero Seoul. Kau seharusnya mencari yeoja yang juga sepadan
dengan kita”
“sedangkan dia...” Hyori menggantungkan kalimatnya “sangat tidak
sepadan dengan kita! Lihatlah, di sangat kumuh, kotor, dan...terlihat seperti
tidak berpendidikan. Aku ingin bertanya kepadamu” Shin Hye mengangguk tanda
mengijinkan Hyori bertanya kepadanya “apa pekerjaanmu?”
“sa...saya...sebagai tukang cuci”
“mwo? Berapa pendapatanmu?”
“10 won”
Hyori terdiam
“lalu apa pekerjaan orang tuamu?” kini giliran Hyun Joong yang
bertanya
“orang tua saya...tidak bekerja apapun tuan. Dan...kini...mereka
telah meninggal” Hyori kembali angkat bicara “dasar! Ternyata selain miskin,
kau juga yatim piatu. Memalukan!”
“eomma...”
“kau sungguh tidak cocok jika bersanding dengan anakku...”
“eomma hen...”
“pergilah kau dari sini yeoja rendahan!” air mata Shin Hye tak
dapat terbendung lagi. Hatinya seolah tertohok oleh kalimat-kalimat tajam dari
bibir yeoja itu. Kata-kata yang seribu kali lebih tajam dari pisau pengerat
daging “apakah kau tuli? Baiklah, aku akan memanggil satpam untuk mengusirmu.
Satpam, bawa pergi tamu ini” Joon Myeon berusaha mencegah satpam untuk tidak
membawa pergi yeoja itu tapi ia gagal. Shin Hye membungkuk sopan kepada mereka
bertiga tanda untuk berpamitan “baiklah tuan, nyonya, dan...Joon Myeon. Aku
akan pergi. Annyeong”.
“Shin Hye...Shin Hye ah, kajimaseyo...” Hyun Joong dan Hyori
menahan kuat lengan dan tubuh Joon Myeon agar ia tak dapat lolos “Joon Myeon
ah...diamlah!”
“eomma...appa, mengapa kkalian tega mengatakan seperti itu
kepadanya? Dia adalah gadis yang sangat baik dan berhati lembut. Aku sangat
mencintainya”
“gadis yang akan membuat malu eomma dan appa, dan akan membuat
perusahaan kita menjadi bangkrut. Apakah itu yang kau sebut gadis baik-baik,
eoh?”
“mwo? Apa maksudmu appa?”
“semua temanku mempunyai anak yang berpenampilan baik dan
berpendidikan tinggi, dan jika kami mempunyai menantu seperti dia maka mereka
akan memutuskan kerjasama dengan perusahaan kita. Bukankah kau mengerti apa
akibat setelahnya, eoh?”
“dan kau tak perlu merasa kehilangan yeoja miskin itu, eomma sudah
mendapatkan gantinya yang lebih baik darinya. Dan tentunya dia sepadan dengan
kita” Joon Myeon menganga tak percaya “anio eomma, appa, nan mothago!”
“Joon Myeon, dengarkan appa” Hyun Joong menatap Joon Myeon
lekat-lekat “ku mohon...menurutlah kepada kami. Kami melakukan ini semua demi
kebaikanmu...”
“kebaikan apa?”
“kami adalah orang tuamu, orang yang membesarkanmu. Kami ingin
mewariskan perusahaan ini kepadamu, dan kami tak ingin reputasimu sebagai calon
pewaris hancur karena yeoja miskin itu...”
“keundae eomma, appa, aku sudah menetapkan keputusan bahwa aku akan
menikah dengannya. Apapun resikonya...”
“kami hanya ingin kau hidup bahagia, kami tidak ingin kau merasakan
kehidupan orang miskin yang sangat menyusahkan...”
“menginginkanku hidup berbahagia seharusnya kalian mengijinkanku
untuk menikahinya. Aku tidak akan pernah merasa susah meski harus hidup miskin
dengannya. Aku sangat mencintainya”
“kau terlalu mencintainya dan kau tidak menyayangi kedua orang
tuamu ini, heoh?”
“a...anio eomma...appa...bukan begitu...”
“jika kau menyayangi kami, menurutlah dengan kami dan menikahlah
dengan yeoja pilihan kami!”
“keundae eo...”
“tidak ada tapi-tapian!”
“eomma...appa...”
***
Sebulan kemudian...
Joon Myeon hanya bisa terdiam meratapi nasibnya. Rasa rindu kepada
Shin Hye menguasai dirinya. Ia benar-benar stress dengan ini semua “nan
eotteokhaji?” ia meraih foto disampingnya. Foto dirinya dan Shin Hye saat
mereka berada di Seoul national Park. Ia tersenyum melihat wajah cantik nan
anggun milik yeoja itu “aku merindukanmu”. Ia sangat ingin menemui yeoja
chingunya itu. Namun ia tak tahu apa yang harrus ia lakukan. Lalu ia kemudian
mendapat sebuah ide “kawin lari! Benar! Aku harus melakukannya dengan Shin
Hye!” ia meraih ponsel dan mencoba mencari nomor Shin Hye
“Shin Hye ah, kau ingat padaku?”
“oppa...tentu saja, aku mengingatmu”
“aku ingin berbicara sesuatu padamu”
“ne oppa...katakanlah”
Ia menceritakan sebuah rencana gilanya kepada yeoja itu. Tentunya
dengan suara yang ia buat sepelan mungkin agar orang tuanya tak mendengarkan
rencananya itu
“mwo? Oppa...neon michyeoseeo!”
“ara...tapi hanya ini yang bisa kita lakukan”
“keundae...”
“Shin Hye ah, tolonglah, aku mencintaimu, aku merindukanmu, aku
ingin kau yang menjadi pendampingku. Bukan yang lain”
Shin Hye terdiam beberapa saat
“Shin Hye ah, eotteokhae?”
“lalu bagaimana caranya oppa?”
“kau datang saja ke rumahku saat tanggal tujuh nanti dan jangan
sampai ada yang mengetahui kedatanganmu. Selanjutnya, akulah yang akan
mengaturnya”
“n...ne oppa”
Author POV end
Joon Myeon POV:
Seminggu kemudian...
“Shin Hye ah, kajja kita pergi dari sini...” aku dan Shin Hye
mengerjap-ngerjap berharap tak aada yang melihat kepergian kami. Setelah ku
rasa aman, aku dan Shin Hye berlari meninggalkan rumahku. Perasaan lega dan
bahagia merasuk dalam hati kami saat kami tiba di sebuah pantai
“hosh...hosh...oppa, aku lelah” ia kelelahan “baiklah, kita beristirahat dulu
disana”
“apakah kalian membutuhkan tempat untuk beristirahat?”
DEG
Aku sangat mengenali suara itu. Itu suara eomma “eo..eomma...” ia
menyeringai kearahku dan Shin Hye “wae? Apakah kalian terkejut, eum? Pelayan,
bawa Joon Myeon ke mobil, dan seret paksa yeoja miskin ini dan bawalah ia
pulang kerumahnya” para pelayan menyeret lengan Shin Hye dengan paksa sehingga
membuat yeoja itu terjatuh kesakitan “aawwhhh....appo!”
“Shin Hye ah!” tangan appa menghentikan langkahku “masuklah Kim
Joon Myeon”
“aniyo appa...lepaskan aku...Shin Hye ah...”
“oppa...tolong aku oppa...”
“Joon Myeon ah, kau tidak perlu sepanik itu sayang, kami juga akan
mengantarkan dia pulang ke rumahnya”
“appa...eomma...kumohon...jangan pisahkan kami...aku
mencintainya...” sekeras apapun aku berteriak tapi eomma dan appa tak
mendengarkannya. Aku terdiam pasrah. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Semua rencanaku
gagal. Kecewa, sedih dan sakit, itulah yang aku rasakan. Mengapa? Mengapa ini
semua harus terjadi?
***
TBC
gimana? gaje kah? jelek kah?
mianhae nae newbie dalam pembuatan fanfiction :(
ditunggu komen nya ya ;)
*don't be a silent reader :) *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah dengan sopan :)